Balai Bahasa Provinsi Bengkulu
  • Profil
    • Sejarah
    • Wilayah Kerja
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Visi dan Misi
    • Pegawai
    • KKLP
      • UKBI
      • BIPA
      • Pelindungan dan Pemodernan
      • Perkamusan dan Peristilahan
      • Penerjemahan
      • Literasi
      • Pembinaan dan Bahasa Hukum
    • SSD (Soal Sering Ditanya)
  • Layanan
    • Bantuan Teknis
    • Penerjemahan
    • BIPA
    • UKBI
  • Produk
    • Majalah Literabasa
    • Karya
    • KBBI
    • Pedoman Umum Pembentukan Istilah
    • Glosarium
    • UU No. 24 Tahun 2009
    • Kamus
    • Jurnal
    • Buku
    • Duta Bahasa
      • Tentang Duta Bahasa
      • Berita Duta Bahasa
  • Akuntabilitas
    • Rencana Strategis
    • Perjanjian Kinerja
    • Laporan Kinerja
    • Rencana Aksi
    • DIPA
  • ZI-WBK
    • Manajemen Perubahan
    • Penataan Tata Laksana
    • Sistem Manajemen SDM
    • Penguatan Akuntabilitas
    • Penguatan Pengawasan
    • Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
  • PPID
    • Profil PPID
    • Visi Misi
    • Tugas dan Fungsi
    • Layanan Informasi
    • Informasi Berkala
    • Informasi Dikecualikan
    • Daftar Informasi Publik
  • Survei
    • Survei Kepuasan Layanan Publik
    • Survei Kepuasan Masyarakat
No Result
View All Result
Balai Bahasa Provinsi Bengkulu

Batu Betiang

Kantor Bahasa Bengkulu by Kantor Bahasa Bengkulu
22/10/2022
in KKLP Pelindungan dan Pemodernan, Uncategorized
0
0
SHARES
216
VIEWS

Batu Betiang

Pada masa itu ada beberapa orang sakti yang terkenal di daerah Rejang maupun di wilayah  Sumatera bagian selatan. Orang-orang itu dikenal dengan panggilan Si Pahit Lidah yang menguasai wilayah Rejang, Pagar Alam, dan Palembang, juga ada Jago Setahun yang menguasai wilayah  Anggut Cawang Lekat.

Jago Setahun memiliki dua saudara yang dikenal dengan nama Bujang Semamang dalam Bulan yang menguasai wilayah Ulu Musi dan satu lagi bernama Tras Benei yang menjadi hulubalang di Kutei Jago Setahun. Mereka berempat adalah orang sakti dan kuat pada masa itu sehingga memiliki banyak nama dan julukan. Seperti Si Pahit Lidah yang dinamakan demikian

karena apapun yang terucap oleh lidahnya akan menjadi kenyataan.

Jago Setahun adalah orang sakti dari Cawang Lekat yang bila bertapa akan menghabiskan waktu setahun dan apabila terbangun dan berjaga akan menghabiskan waktu setahun.

Wilayah Rejang memiliki dua aliran sungai yang cukup besar, yaitu aliran Sungai Musi dan aliran Sungai Ketahun. Kedua sungai ini berhulu di Pegunungan Bukit Barisan di wilayah Rejang. Sungai Ketahun hulunya terletak di Bukit Barisan dan bermuara ke Laut Bengkulu. Sungai Ketahun memiliki keistimewaan dari sungai-sungai lain yaitu pada muara Sungai Ketahun laut sedikit terbelah karena aliran sungainya yang sangat deras. Hulu Sungai Ketahun berseberangan dengan Hulu Sungai Musi yaitu sama-sama terletak di Bukit Barisan.

Sungai Ketahun memiliki beberapa cabang sungai kecil di antaranya adalah Sungai Sulup yang terletak di Bukit barisan yang alirannya menuju Desa Babakan Baru, Bermani Ulu Raya. Terdapat keajaiban di daerah Rejang yang disebabkan oleh keempat orang sakti ini. Ceritanya seperti ini.

Keempat orang sakti tersebut berteman akrab, suatu ketika mereka sedang berkumpul dan berbincang-bincang di Kutei Jago Setahun. Ketika sedang berbincang-bincang Si Pahit Lidah menyampaikan maksudnya untuk membangun sebuah tebet (bendungan) di aliran Sungai Ketahun sehingga aliran airnya dapat meluap dan merendam Noak Musei. Setelah itu Si Jago Setahun yang gantian bercerita kalau ia ingin membangun sebuah istana yang besar dan megah di Anggut Cawang Lekat. Sedangkan Si Bujang Sememang dalam Bulan dan Si Tras Benei hanya ingin menguasai wilayah yang telah mereka tinggali masing-masing. Sehabis perbincangan itu mereka kemudian berpisah dan mulai mengerjakan rencana masing-masing.

Si Jago Setahun dibantu oleh dua adiknya dalam meramu di hutan mengumpulkan bahan-bahan untuk membangun istananya di Cawang Lekat. Mereka bertiga lalu bekerja sama menebang pohon dan memotong-motong kayunya di hulu aliran Sungai Sulup. Ketika lewat beberapa hari mereka bekerja membuat ramuan Rumah, Si Jago Setahun kemudian tersentak oleh bencana yang mungkin diakibatkan oleh sahabatnya Si Pahit Lidah yang ingin membangun tebet dan merendam Noak Musei yaitu seluas dataran wilayah Rejang. Seluruh yang terkena luapan aliran Sungai Ketahun dari tebet yang dibangun oleh Si Pahit Lidah tersebut dapat memusnahkan seluruh makhluk yang berada di dalamnya termasuk seluruh rakyat Rejang.

Si Jago Setahun kemudian berkata kepada kedua saudaranya mengenai kekhawatirannya tersebut. Mendengar kekhawatiran Si Jago Setahun, kedua saudaranya Bujang Semamang dalam Bulan dan Tras Benei sepakat untuk mencoba memberitahu Si Pahit Lidah agar mengurungkan niatnya tersebut. Maka mereka bertiga berangkatlah ke Turan Tiging tepatnya Hulu Sungai Ketahun tempat Si Pahit Lidah sedang bekerja. Mereka meninggalkan ramuan istana di Sungai Sulup dalam keadaan kayu yang sudah terpotong-potong.

Sesampainya di sana, mereka melihat Si Pahit Lidah sedang mengangkat sbleki tanah untuk menimbun aliran Sungai Ketahun, mereka melihat bahwa pekerjaannya sudah hampir selesai. Melihat ketiga orang temannya datang, Si Pahit Lidah menghentikan pekerjaannya dan duduk beristirahat, pada saat inilah Si Jago Setahun berkata kepada Si Pahit Lidah.

 “Baiknya kau hentikan pekerjaanmu sekarang juga wahai Si Pahit Lidah” Kata Si Jago Setahun.

 “Ada apa yang bisa menghentikan pekerjaanku membuat tebet  di aliran Sungai Ketahun ini?” jawab Si Pahit Lidah.

Si Bujang Semamang Bulan lalu berbohong, ia berkata “Kami mendengar kabar bahwa anak yang kau tinggalkan di Pagar Alam baru saja meninggal.”

Mendengar kabar tersebut Si Pahit Lidah kemudian terkejut “Benarkan demikian? Jika Benar maka aku harus meninggalkan tempat ini secepatnya.”

 “Ya benar, pekerjaanmu harus kau hentikan pula. Bagaimana pekerjaan kami di Sungai Sulup pun juga sudah berhenti.”

Kemudian Si Pahit Lidah berkata “Tidak apa-apa, karena ramuan pohon yang sudah kalian potong-potong itu nanti paling hanya akan mengeras menjadi batu!” seketika itu potongan-potongan kayu pohon di di Sungai Sulup yang akan menjadi ramuan istana Si Jago Setahun itu pun langsung menjadi batu yang berbentuk mirip potongan-potongan kayu berbentuk balok.  Saat itu ramuan di Sungai Sulup tersebut telah menjadi suatu tempat yang indah dan di keramatkan bernama Batu Betiang. Sedangkan tebetyang tidak selesai dikerjakan oleh Si Pahit Lidah lama-kelamaan membentuk sebuah danau yang dahulu dikenal dengan nama Pemebet Si Pahit Lidah atau sekarang di kenal dengan nama Danau Tes.

Peneliti : Riqqah Dhiya Ramadhanty

Penutur : Djuria  

Persebaran : Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong.

Previous Post

Cerita Rakyat Rejang

Next Post

Si Jago Setahun

Next Post

Si Jago Setahun

MAKLUMAT PELAYANAN

BERITA TERBARU

Balai Bahasa Provinsi Bengkulu melaksanakan Sosialisasi UKBI Adaptif Merdeka bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Mukomuko

Balai Bahasa Provinsi Bengkulu melaksanakan Sosialisasi UKBI Adaptif Merdeka bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Mukomuko

11/11/2024
Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu melaksanakan Sosialisasi UKBI Adaptif Merdeka bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Bengkulu Tengah

Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu melaksanakan Sosialisasi UKBI Adaptif Merdeka bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Bengkulu Tengah

06/11/2024
Selebrasi Krida Duta Bahasa  bagi Aktivis Sekolah dan Kampus Penggerak Literasi   di Provinsi Bengkulu Tahun 2024

Selebrasi Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Kampus Penggerak Literasi di Provinsi Bengkulu Tahun 2024

31/10/2024
Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2024, Mendikdasmen Tekankan Peran Bahasa untuk Peradaban Bangsa

Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2024, Mendikdasmen Tekankan Peran Bahasa untuk Peradaban Bangsa

29/10/2024

LOKASI

ALAMAT

Jl. Zainul Arifin Nomor 2
Timur Indah, Kec. Singaran Pati
Kota Bengkulu, Bengkulu
38225

Telepon : (0736) 7328998
Faksimili : (0736) 7341330

PRANALA

Kemdikbudristek
Sekretariat Jenderal
Inspektorat Jenderal
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

KONTAK

Pos-el: kantorbahasa.bengkulu@kemdikbud.go.id

2024 © Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu

No Result
View All Result
  • Profil
    • Sejarah
    • Wilayah Kerja
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Visi dan Misi
    • Pegawai
    • KKLP
      • UKBI
      • BIPA
      • Pelindungan dan Pemodernan
      • Perkamusan dan Peristilahan
      • Penerjemahan
      • Literasi
      • Pembinaan dan Bahasa Hukum
    • SSD (Soal Sering Ditanya)
  • Layanan
    • Bantuan Teknis
    • Penerjemahan
    • BIPA
    • UKBI
  • Produk
    • Majalah Literabasa
    • Karya
    • KBBI
    • Pedoman Umum Pembentukan Istilah
    • Glosarium
    • UU No. 24 Tahun 2009
    • Kamus
    • Jurnal
    • Buku
    • Duta Bahasa
      • Tentang Duta Bahasa
      • Berita Duta Bahasa
  • Akuntabilitas
    • Rencana Strategis
    • Perjanjian Kinerja
    • Laporan Kinerja
    • Rencana Aksi
    • DIPA
  • ZI-WBK
    • Manajemen Perubahan
    • Penataan Tata Laksana
    • Sistem Manajemen SDM
    • Penguatan Akuntabilitas
    • Penguatan Pengawasan
    • Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
  • PPID
    • Profil PPID
    • Visi Misi
    • Tugas dan Fungsi
    • Layanan Informasi
    • Informasi Berkala
    • Informasi Dikecualikan
    • Daftar Informasi Publik
  • Survei
    • Survei Kepuasan Layanan Publik
    • Survei Kepuasan Masyarakat

2024 © Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu