Gubernur Bengkulu Ajak Para Guru Master Untuk Mendukung Penuh Revitalisasi Bahasa Derah
Jalinan Media—Rabu (10/5), Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. Rohidin Mersyah, M.M.A., didampingi Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu, Ir. H. Fachriza, M.M., menghadiri kegiatan Pelatihan Guru Master Revitalisasi Bahasa Daerah yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Hotel Mercure, Kota Bengkulu.
Kegiatan yang memasuki hari kedua ini menyajikan modul pembelajaran bahasa daerah mengenai Tembang Tradisi Berbahasa Daerah, Mendongeng Menggunakan Bahasa Daerah, dan Menulis dan Membaca Puisi Berbahasa Daerah. Dalam kesempatan ini juga ditampilkan salah satu tembang tradisi, hasil pelatihan hari ini, oleh guru master dari Kabupaten Rejang Lebong, yang disaksikan langsung oleh Gubernur Bengkulu.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., menyampaikan bahwa kehadiran orang nomor satu di Provinsi Bengkulu ini semakin menguatkan tekad pihak Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu sebagai penyelenggara untuk menghidupkan dan melestarikan kembali bahasa daerah di Provinsi Bengkulu.
Dalam sambutan dan arahannya, Gubernur Bengkulu menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Bengkulu. Beliau menyampaikan bahwa Provinsi Bengkulu memiliki banyak bahasa daerah. Bahasa daerah yang memiliki populasi terbanyak, kewilayahan paling luas, peradaban tertinggi, di Provinsi Bengkulu dimiliki oleh Suku Rejang, dilanjutkan oleh suku Serawai, namun kondisi bahasanya dalam keadaan rentan. Untuk itu, pelatihan guru master saat ini yang melibatkan segala unsur dari birokrasi dan masyarakat penutur sangatlah penting. Gubernur Bengkulu mengajak para guru master untuk dapat mendukung penuh terlaksananya Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Bengkulu. Melalui master yang ahli, profesional, maka akan menduplikasi orang lain atau melakukan pengimbasan kepada orang lain. Beliau berharap bahwa frekuensi pengimbasan yang besar dapat mempertahankan bahasa daerah karena bahasa daerah dapat mengikat persaudaraan serta menekankan pesan yang mengena. (SF/HA)